Dea mengaku menjadi mitra pengemudi Grab memungkinkannya untuk tetap memiliki waktu untuk berkumpul dengan anak-anaknya, termasuk mengawasi dan memperhatikan perkembangan pendidikan anak-anaknya.
Selama dua tahun pertama bekerja sebagai mitra Grab, Dea akhirnya berhasil mendapatkan peningkatan pendapatan harian. Dia juga berhasil menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah yang menurutnya adalah pilihan terbaik.
“Walaupun biayanya tidak murah, saya pilih sekolah terbaik agar anak-anak bisa mengembangkan talentanya,” lanjut Dea.
Siapa sangka, Dea rupanya juga cukup melek dengan pentingnya pendidikan bagi anak. Dia sendiri adalah seorang yang mahir berbahasa Jepang dan Inggris.
Ketika pandemi, alih-alih berhenti narik. Bunda Dea justru menambah jam kerjanya di jalanan dan memanfaatkan waktu yang tersedia sebaik-baiknya untuk bekerja agar penghasilannya tetap terjaga.