Dia juga pernah bekerja sebagai agen asuransi pada 1994, dalam satu tahun bekerja Naim mampu membeli motor. Dua tahun berikutnya, Naim bisa membangun rumah untuk orang tuanya. Pada 2000, dia ditawari untuk menjadi manajer termuda di perusahaan asuransi itu.
Namun posisi itu ditolaknya karena saat itu Naim masih merangkap pekerjaan sampingan sebagai marketing alat peraga sekolah. Dia memutuskan untuk resign dari perusahaan asuransi dan memilih fokus pada perusahaan alat peraga sekolah.
Singkat cerita, Naim memutuskan untuk mendirikan perusahaan sendiri. Pada 2004, perusahaannya itu sudah berhasil mendapat di Papua selama tiga tahun, yang nilainya mencapai miliaran rupiah.
Perjalanan bisnisnya terus berlanjut, dengan cobaan dan tantangan yang mudah pula. Hingga akhirnya dia berhasil membangun hotel sendiri di Malang, juga sederet rumah makan di kota tersebut.
Fariz Hotel, Fariz Resto, Warung Makan Luweng Pedes, dan pusat oleh-oleh adalah sederet bisnis yang telah didirikannya dan masih beroperasi hingga saat ini. Perjalanan bisnis Naim yang dimulai sejak kecil itu, menempa mentalnya hingga dia menjadi pebisnis lokal yang sukses.
Itulah kisah sukses mantan pedagang keliling di Malang yang berhasil menjadi pengusaha.
(Nadya Kurnia)