sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kisah Sukses Pemilik Air Asia Tony Fernandes, Pelopor Penerbangan Murah di Dunia

Inspirator editor Mohammad Yan Yusuf
17/06/2022 11:22 WIB
Kisah sukses pemilik Air Asia Tony Fernandes begitu menginsipirasi, sebab lewat tangan dinginnya penerbangan murah terwujud. Tony berhasil mewujudkan mimpinya.
Kisah Sukses Pemilik Air Asia Tony Fernandes, Pelopor Penerbangan Murah di Dunia. (Foto : MNC Media)
Kisah Sukses Pemilik Air Asia Tony Fernandes, Pelopor Penerbangan Murah di Dunia. (Foto : MNC Media)

Kisah Sukses Pemilik Air Asia Tony Fernandes, Pelopor Penerbangan Murah di Dunia. (foto : MNC Media)

Dua perusahaan

Setelah sukses dengan penerbangan jarak dekat, Air Asia memperluas jangkauan dengan melayani penerbangan jarak jauh dengan maskapai baru Air Asia X.

Fokus perusahaan baru ini berbeda dengan Air Asia, satu untuk melayani rute penerbangan jarak dekat dan satu lagi untuk penerbangan jarak jauh.

Manajemen kedua perusahaan juga terpisah, ada dua tim marketing dan merk dagang yang berbeda antara Air Asia dan Air Asia X.

"Kami memiliki dua tim kru pesawat, dua tim pilot dan teknisi. Jadi sangat berbeda tetapi saling membutuhkan, tanpa menjadi parasit dan menjadi lebih baik dibandingkan yang lain," jelas Fernandes.

Disamping itu, dua maskapai penerbangan ini memiliki kesamaan, efesiensi merupakan kunci untuk mendapatkan keuntungan dan menjamin margin keuntungan yang sehat.

Mimpi Terwujud

Keinginan Fernandes di masa kecil untuk memiliki maskapai penerbangan murah, bermula ketika dia masih belajar di sekolah asrama di Inggris Selatan.

Keinginan untuk pulang ke kampung halamannya ke Malaysia di waktu liburan tidak dapat dilakukan karena harga tiket pesawat yang mahal.

"Saya selalu bermimpi memiliki maskapai penerbangan jarak jauh yang murah," kenang Fernandes.

Karenanya, untuk penerbangan pertama pesawat Air Asia X, dirinya menolak untuk meluncurkannya di Australia dan Cina dan semua orang menganggap itu kuno. 

Namun ia ingin, penerbangan pertama saya dari London ke Kuala Lumpur.

"Itu sangat menyentuh bagi saya 35 tahun kemudian," kata Fernandes.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement