Perjalanan Mima dari nol untuk membesarkan Ramenhead bukanlah hal yang mudah. Butuh trial and error sampai dia menemukan resep ramen yang cocok. Apalagi, bidang usaha food and beverage tergolong high risk.
Ramenhead ini memiliki konsep open kitchen, di mana customer dapat melihat proses chef memasak dan kapasitas Ramenhead ini hanya 25 orang.
“Karena di situ aku bikin sendiri, aku create something yang orang lain juga suka sama makanan aku. Terus aku bisa nge-hire orang-orang yang nantinya jadi team aku untuk memperluas Ramenhead ini,” tuturnya, dikutip dari kanal YouTube Temen Ngopi (19/9).
Dalam perjalanan berbisnis, tentu ia melewati masa suka dan duka. Mima pernah merasakan ganti personel, omzet yang menurun drastis, dan masih banyak lagi. Titik terendah Ramenhead ini adalah saat awal merintis, sempat tidak ada customer sama sekali, bahkan Mima sang owner harus memesan online demi penghasilan di hari itu.
Saat ini Ramenhead memiliki empat outlet, di bulan ketiga atau keempat dirinya bisa mencapai omset hingga Rp200 juta dari satu outlet. Menurut Mima kunci sukses berbisnis adalah mengesampingkan gengsi. Jadi, mau bagaimana nasib kita di masa depan tergantung dari usaha kita untuk merubahnya.