Dari hasil penjualan ayam tersebut ia kumpulkan untuk merintis usaha ternak burung merak. Mengingat Irul sudah memulai beternak sejak duduk di bangku kuliah sbegai mahasiswa jurusan ilmu dan industri peternakan di Universitas Gadjah Mada, usaha rintisannya ini berhasil.
Sampai Irul mampu membangun rumah hingga membeli tanah di usianya yang masih muda dengan hasil bisnis peternakannya.
“Jadi untuk usaha yang kami jalankan disini untuk penjualannya menggunakan media online, kita memanfaatkan beberapa media seperti YouTube, Facebook, WhatsApp, Tokopedia dan Shopee. Hampir seluruh media sosial itu kita jelajahi sampai TikTok,” ujar Irul.
Pasar yang sangat beragam ia tekuni seperti Jakarta dan Surabaya terutama untuk kalangan menengah ke atas. Meski begitu, ia juga menargetkan untuk kalangan menengah kebawah. Irul juga menyebutkan mulai dari perawatan ternaknya hingga pengiriman ke luar kota dilakukannya seorang diri.
Pangsa pasar hobiis ayam hias dan burung merak, kata Irul, adalah kalangan pensiunan PNS, atau pejabat-pejabat pemerintahan yang gemar memelihara burung-burung eksotis. Ceruk pasarnya memang sangat spesifik, namun peternakan Irul tak pernah sepi pembeli.