IDXChannel—Ekspor tanaman hias cukup menggiurkan, hal ini bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Inilah bisnis yang dilakoni hobiis tanaman hias asal Bangdung, Ricky Subagja.
Ricky menceritakan dirinya memang sudah hobi tanaman hias sejak duduk di bangku SMP. Pada 2013, ia memutuskan untuk membuka usaha tanaman hias di daerah Margahayu. Namun usaha tersebut tidak berjalan dengan baik dan terpaksa harus ditutup.
“Saya kerja dulu dan mulai melihat postingan orang bule-bule di Instagram banyak beredar tanaman-tanaman hias. Dari situ saya mulai berfikir, kok saya nggak ngikutin ya posting-posting dan jualan tanaman hias lewat Instagram,” ujar Ricky dalam kanal YouTube Bisa Ekspor.
Ricky mengungkapkan banyak mendapatkan dukungan dari tetangga, teman, saudara yang masih satu komoditas dengannya. Lalu pada 2018, Ricky memutuskan untuk fokus jualan tanaman hias secara online dan tak disangka banyak pembeli dari lokal buyer.
Ricky juga menjelaskan awal mulanya tidak terpikirkan sama sekali untuk terjun kedalam ekspor tanaman hias. Ricky tidak menyangka ternyata permintaan pasarnya sudah mencapai ke Hongkong berkat postingan di Instagramnya. Melalui Direct Message di Instagram, ia mendapatkan permintaan untuk mengirim pohon Melano ke Hongkong.
“Waktu itu saya pertama ekspor nilainya sekitar kalau dirupiahin sekitar Rp70 juta dengan berbagai varietas termasuk melano dan warokeano. Waktu itu kurang lebih 200 tanaman yang saya ekspor,” ujar Ricky.
Dalam bisnis ekspor ini, Ricky mengaku tidak mengeluarkan biaya dan hanya bermodal posting foto di Instagram. Tak menyangka, ia mendapatkan respon yang baik dan mendapatkan banyak keuntungan dari berjualan di online. Harga jual yang ia patok adalah Rp300.000, alias, Ricky mematok harga tiga kali lipat dari harga jual awal.
Menurutnya, beberapa komoditas yang diminati di pasar luar negeri yaitu jenis-jenis monstera, philodendron, anthurium, raphidoporas, scindapsus, calathea dan alocasia. Berbicara mengenai omzet, ia menyebutkan nilai penjualan paling tinggi ia dapat pada 2020 saat pandemi COVID-19, yakni berkisar Rp500 juta hingga Rp800 Juta per bulan.
Saat ini, menurut Ricky, pasar terbesar untuk bisnis ekspornya adalah Amerika Serikat. Namun ia juga memiliki rekan bisnis untuk segmen wholesale di Jerman, Belgia, Inggris, dan Amerika Serikat. Sementara untuk buyer ritel, ia bisa menerima pesanan dari beragam negara, bahkan Abu Dhabi.
Dalam setiap bisnis pasti memiliki kendala, hal itu juga yang dirasakan oleh Ricky. Kendala awal saat ia memulai ekspor adalah kurangnya pemahaman mengenai persyaratan setiap negara yang dituju. Rentang waktu clearance di bea cukai negara lain juga cukup mengkhawatirkan.
"Ini kan tanaman hidup, lebih dari 10 hari dia bisa sakit. Sementara clearance di luar negeri itu ada yang sampai lebih dari 10 hari," tuturnya.
Dalam akhir video ia juga menyampaikan untuk para pemula yang mau memulai ekspor tanaman hias, jangan takut karena tidak punya modal besar karena yang paling utama adalah keberanian untuk melangkah. (NKK)
Penulis: Noviyanti Rahmadani