Sebelum masa pandemi, perputaran uang di Kampoeng Kue bisa mencapai Rp20 juta per hari secara kolektif. Namun ketika pandemi, omzet menyusut menjadi hanya 10 persen dari perolehan harian rata-rata.
Setelah pandemi, tepatnya pada 2022, barulah kegiatan usaha dan perputaran uang di komunitas tersebut kembali pulih. Kue-kue kering buatan anggota Kampoeng Kue kini dijual ke banyak daerah di Indonesia.
Adapun produk kue yang diproduksi komunitas ini terbagi dalam dua jenis, yakni kue basah dan kue kering. Jenis kue basah yang dibuat antara lain pisang cokelat, dadar gulung, kue lumpur, panda fla, puding, onde-onde, apem, pastel, dan sebagainya.
Sementara jenis kue keringnya antara lain cheese stick, almond crispy, dan kacang-kacangan. Sebagai tambahan informasi, hampir semua anggota komunitas Kampoeng Kue adalah nasabah BRI. Karena BRI termasuk salah satu bank yang memberikan bantuan sarana prasana.
Itulah kisah sukses penjual kue basah yang berhasil memberdayakan ibu-ibu di kampungnya.
(Nadya Kurnia)