Meski demikian, segala keterbatasan finansial tak lantas membuat Ye Guofu menjadi putus asa. Ia tetap melanjutkan pendidikan tingginya dan belajar Manajemen Ekonomi di Zhongnan University of Economics. Usai lulu, Guofu pun bekerja sebagai buruh di pabrik pipa baja.
Hingga akhirnya, ia berhasil memiliki keahlian baru dan memulai sebuah usaha pertamanya yakni dengan membuka toko Ariyaya yang menjual aksesoris, tembikar, dan barang lainnya. Lewat toko ini, Guofu berhasil menjual semua produknya seharga 10 yuan. Sayangnya, usahanya itu harus terhambat karena tren belanja konsumen yang beralih dan menginginkan produk dengan kualitas lebih tinggi.
Ia pun lantas beralih ke usaha berikutnya yakni membuka Miniso. Belajar dari pengalaman sebelumnya, Guofu menghadirkan Miniso sebagai sebuah toko serba ada yang memiliki kualitas baik, namun dengan harga yang terjangkau. Miniso mencoba menyediakan produk berkualitas dengan harga yang lebih rendah dibandingkan merek lainnya.
Selain itu, Miniso juga menekankan pengalaman belanja yang menyenangkan dengan desain toko yang menarik dan tata letak produk yang terorganisir dengan baik.
Strategi ini rupanya berhasil menyentuh hati konsumen hingga membuat Miniso diterima dan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kesuksesan Miniso memuncak ketika perusahaan ini berhasil melantai di Bursa Efek New York dengan kode emiten MNSO.
Meski kerap dikatakan mirip Uniqlo yang memang berasal dari Jepang, Miniso tetap menjadi salah satu jaringan ritel yang gerainya tersebar di mana-mana.