Terkait pemilihan lokasi, mudah saja. Dimas memilih lokasi yang strategis, dekat dengan tempat hunian baru di suatu area. Hal ini ia terapkan juga di pembukaan experience store Dekoruma di kota-kota lain.
“Hal yang sulit itu building perusahaan yang bisa online dan offline sekaligus, yang experience customernya bisa terintegrasi, tidak sendiri-sendiri,” lanjutnya.
Namun pada akhirnya, Dimas dan tim Dekoruma berhasil menjembatani bisnis online dan offline dengan mulus. Konsumen dapat melihat barang dan terinspirasi dari unggahan Dekoruma, lalu datang ke toko untuk bertanya lebih detail hingga bertransaksi.
Perkara desain furnitur dan interior yang menjamur dan mudah ditiru, Dimas mengaku tak khawatir, sebab Dekoruma mengedepankan kepercayaan konsumen. Semua konsumen bisa bertanya detail terkait furnitur yang dibelinya. Bahkan sampai ke merek engsel.
“Apa yang kami sebut itu detail, tidak ada jebakan Batman. Tidak cuma nunjukin gambar dan harga. Kami breakdown bahkan engsel pakai merek apa, harganya juga per item. Kami transparan, dan desainer kami profesional semua,” kata Dimas.