Robert & Philip Ng
Kekayaan: USD14,2 Miliar (Rp 204 triliun)
Brothers Robert dan Philip Ng menguasai Far East Organization, pengelola dan pengembang properti swasta terbesar di Singapura. Grup tersebut didirikan ayah mereka, Ng Teng Fong, yang pindah dari China ke Singapura pada tahun 1934 dan dikenal sebagai "The King of Orchard Road."
Gang Ye
Kekayaan: USD10,3 Miliar (Rp 148 triliun)
Usia: 41 tahun
Gang Ye mendirikan game online dan firma perdagangan, Sea, bersama Forrest Li.
Dia sudah menjadi kepala operasional sejak Januari 2017, mengikuti perannya sebelumnya sebagai kepala divisi teknologi.
Kwek Leng Beng
Kekayaan: USD 8,5 Miliar (Rp 122 triliun)
Usia: 80 tahun
Kwek Leng Beng adalah Ketua Komisaris Eksekutif Grup Hong Leong Singapura, yang didirikan oleh ayahnya tahun 1941. Dia juga merupakan ketua komisaris City Development, pengembang properti terbesar kedua di negara pulau.
Wee Cho Yaw
Kekayaan: USD 6,8 Miliar (Rp 97 triliun)
Usia: 92 tahun
Wee Cho Yaw adalah komisaris emeritus UOB Singapore, bank ketiga terbesar berdasarkan aset. UOB didirikan oleh ayahnya, Wee Khiang Cheng pada tahun 1935 sebagai United Chinese Bank.
Khoo Family
Kekayaan: USD 6.5 Miliar (Rp 93 triliun)
Keluarga Khoo adalah pewaris dari almarhum banker Khoo Teck Puat, yang berinvestasi di Bank Standard Chartered pada tahun 1986. Beberapa kekayaan utama mereka berasal dari penjualan saham mereka di Bank Standard Chartered sebesar USD4 Miliar pada tahun 2006.
10 orang terkaya di Indonesia:
Budi Bersaudara
Hartono bersaudara menduduki posisi pertama orang terkaya di Indonesia dengan total gabungan kekayaannya saat ini diperkirakan mencapai USD19,7 miliar atau Rp285,65 triliun.
Seperti diketahui, Budi dan Michael Bambang Hartono adalah pemilik perusahaan rokok Djarum, serta pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BBCA). Hartono bersaudara membeli saham BCA dari Salim Group pada tahun 1997-1998 saat krisis ekonomi Asia terjadi
Keluarga Widjaja
Kekayaan keluarga Widjaja yang mewarisi kerajaan bisnis Eka Tjipta Widjaja yang meninggal pada Januari 2019 di usia 98 tahun ditaksir mencapai USD9,7 miliar. Kekayaan tersebut diperoleh dari konglomerat bisnis Sinar Mas yang bergerak di berbagai industri, termasuk kertas, properti, pertambangan, jasa keuangan, kesehatan, dan agribisnis.
Anthoni Salim
Pendiri Grup Salim ini akhirnya kembali masuk daftar orang terkaya setelah empat tahun absen. Kekayaan bersihnya diperkirakan mencapai USD8,5 atau meningkat 44% karena investasinya pada saham-saham yang sedang naik daun tahun ini, seperti Emtek dan operator pusat data DCI Indonesia melambung tinggi.
Konglomerasi Grup Salim juga memiliki gurita bisnis di berbagai sektor. Mulai dari sektor konsumer, jasa keuangan, perkebunan, hingga teknologi, dengan lebih dari 10 emiten tercatat melantai di bursa, termasuk Indofood, induk Indomaret dan duo emiten sawit LSIP-SIMP.
Sri Prakash Lohia
Di urutan keempat terdapat nama Sri Prakash Lohia. Dia merupakan miliarder pendiri perusahaan petrokimia dan tekstil, Indorama Corporation (PT Indorama Synthetics Tbk/INDR), yang lahir di Kolkata, India dengan kekayaan bersih tahun ini sebesar USD6,2 miliar
Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu menduduki posisi kelima orang terkaya di dengan total kekayaannya saat ini mencapai USD6,1 miliar atau Rp88,45 triliun. Kekayaan pria berusia 77 tahun ini turun dibandingkan dengan daftar orang terkaya lalu yang tercatat USD6,5 miliar atau Rp 94,25 triliun. Perubahan harta ini tidak membuat posisinya turun satu peringkat.
Prajogo membangun perusahaan publik PT Barito Pacific Tbk (BRPT), sebelumnya Pacific Lumber, pada 1993. Di 2007, ia mengakuisisi perusahaan petrokimia Chandra Asri yang kemudian merger dengan Tri Polyta Indonesia.