IDXChannel — Arin Setyowati merupakan seorang dosen Ekonomi di Universitas Muhammadiyah Surabaya yang nyaris pernah putus sekolah.
Ia terlahir dari keluarga yang sederhana dari pasangan Almarhum Kartiono dan Ninik Isnaini. Ayahnya dulu hanya bekerja serabutan di Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur. Sementara ibunya hanya berjualan kerupuk dan rujak di pasar.
Akibatnya ia hampir tidak bisa melanjutkan sekolah, saat itu ia berencana untuk melanjutkan pendidikan di SMK, namun ia terkendala biaya. Bahkan untuk makan sehari-hari saja mereka sangat kesulitan, apalagi harus membayar uang sekolah.
Namun dengan kesulitan yang dihadapi, ia tidak mudah putus asa. Ia selalu tekun dalam belajar tanpa memperdulikan latar belakang ekonomi keluarganya. Karena menurutnya siapapun berhak atas pendidikan yang baik.
Dengan harapan yang kuat, Arin akhirnya memberanikan diri untuk mendaftar sekolah. Walaupun saat itu ia tidak memiliki uang. Beruntungnya ia bertemu dengan temannya dan dibantu untuk mendaftar.
Dengan kegigihannya dalam belajar, Arin pun mendapatkan beasiswa dari sekolahnya tersebut karena memiliki prestasi akademik yang bagus. Sampai akhirnya ia mampu melanjutkan pendidikannya sampai bangku perkuliahan.
Meski begitu, ada banyak cobaan yang dihadapi. Arin saat itu berencana mendaftarkan diri ke UGM dan ITS, namun sayang ditolak. Ditambah lagi ayahnya meninggal di tahun yang sama, sampai ia perlahan mengubur mimpinya tersebut.
Setelah beberapa bulan ayahnya meninggal dunia, Arin mendapat tawaran untuk berkuliah dari Pimpinan Daerah Aisyiyah Bojonegoro di UM Surabaya.
Arin hanya dibantu dalam biaya kuliah, untuk biaya makan dan tempat tinggal Arin harus mencarinya sendiri. Ia akhirnya memberanikan diri untuk bekerja di tempat rental selama 1 tahun.
Kemudian ia diminta menjadi admin di SD Muhammadiyah 24 Surabaya dan juga mengajar di bidang komputer.
Ia menjalani pekerjaannya ini sampai KKN, karena ia harus lebih fokus untuk semester akhir. Namun, setelah lulus ia tidak langsung mendapatkan pekerjaan dan waktu ini ia manfaatkan dengan bekerja sebagai administrasi majalah Matan, sambil ia juga menyiapkan untuk studi lanjutan di UGM.
Ia juga mendaftar beasiswa calon dosen dan langsung diterima di jurusan Ilmu Agama dan Lintas Budaya dengan fokus pada Ekonomi Islam.
Dilansir dari iNews.id (04/01) Arin dinobatkan menjadi Dosen Terbaik versi Kemendikbud Ristek 2021. Setelah lulus dari UGM, ia jadi dosen di UM Surabaya.
Prestasi Arin terus melimpah, ia bahkan menjadi penggagas desa cerdas keuangan syariah yang mayoritas masyarakatnya terlilit hutang pinjol dan rentenir di kawasan Tempurejo Surabaya.
Dengan kegigihannya ini ia terpilih menjadi dosen pendamping terbaik dalam hiba PHP2D dalam Abdidaya Kemendikbud 2021.
Tidak hanya itu, ia juga termasuk penerima MOFA Research Fellowship Taiwan, sebagai pakar ekonomi yang tulisannya dapat diakses di media manapun.
Saat ini Arin sudah memiliki tiga orang anak dan tengah menyelesaikan studi S3 di Universitas Airlangga dengan beasiswa BPPDN Awardee Dikti dengan jurusan Ekonomi Islam. (NKK)
Penulis: Mila Pertiwi