Dengan kegigihannya dalam belajar, Arin pun mendapatkan beasiswa dari sekolahnya tersebut karena memiliki prestasi akademik yang bagus. Sampai akhirnya ia mampu melanjutkan pendidikannya sampai bangku perkuliahan.
Meski begitu, ada banyak cobaan yang dihadapi. Arin saat itu berencana mendaftarkan diri ke UGM dan ITS, namun sayang ditolak. Ditambah lagi ayahnya meninggal di tahun yang sama, sampai ia perlahan mengubur mimpinya tersebut.
Setelah beberapa bulan ayahnya meninggal dunia, Arin mendapat tawaran untuk berkuliah dari Pimpinan Daerah Aisyiyah Bojonegoro di UM Surabaya.
Arin hanya dibantu dalam biaya kuliah, untuk biaya makan dan tempat tinggal Arin harus mencarinya sendiri. Ia akhirnya memberanikan diri untuk bekerja di tempat rental selama 1 tahun.
Kemudian ia diminta menjadi admin di SD Muhammadiyah 24 Surabaya dan juga mengajar di bidang komputer.