Satu bulan dia memberikan waktu untuk pelunasan, tetapi orang tersebut kabur membawa uang berikut peralatan bengkelnya yang tersisa itu. Pada masa ini, dia mulai pasrah dan kehabisan uang.
Dia sempat berpikir untuk bekerja dan mencari pengalaman. Namun Ilham tidak juga tertarik untuk bekerja. Dia yakin siapa pun bisa bekerja, yang menghalangi adalah ego, dan Ilham mengakui bahwa ego memang menghalanginya untuk mencari pekerjaan.
Dalam keadaan uang tabungan orang tuanya yang hampir habis, Ilham masih berniat untuk mencoba usaha. Kali ini dengan katering dengan hotel, dan sekali lagi, usaha ini pun gagal. Dalam dua bulan dia hanya bisa menghasilkan Rp1,5 juta.
Sebelum akhirnya beralih ke katering pun, Ilham pernah mencoba dua usaha lainnya, yakni perkebunan dan cuci steam kendaraan. Kali ini dia tidak langsung turun tangan, hanya menitipkan modal ke orang lain. Bisa ditebak, hasilnya gagal.
Setelah gagal dengan katering, Ilham beristirahat selama sebulan dan mulai berintrospeksi. Mulai bertanya-tanya apakah dia memang tidak ditakdirkan untuk mencari penghidupan dari berusaha. Semangatnya pun mulai patah.