Kemudian Ilham kembali meminjam modal dari orang tuanya senilai Rp100 juta untuk memulai usaha baru. Kali ini dia mencoba usaha bengkel. Bisnis ini bertahan cukup lama, yakni sembilan bulan.
Namun sialnya, dia kemalingan barang dagangan. Ilham masih pantang menyerah, dia kembali meminjam modal dari orang tua senilai Rp20 juta untuk berbelanja barang. Tiga bulan kemudian, bengkelnya kemalingan lagi.
Kali ini, para maling bukan mengambil barang dagangan, tapi mencuri peralatan bengkel seperti kompresor, kabel-kabel, bor, alat press tambal ban, dan sebagainya. Pada titik ini, Ilham mulai putus asa.
“Saya bilang ke orang tua, ya pastilah mereka memarahi, tapi mau gimana lagi. Akhirnya saya tutup bengkel dan saya borongin barang sisa, nominalnya sekitar Rp25 juta harga modalnya,” lanjutnya.
Kemudian dia mencoba menjual borongan barang sisa bengkelnya ke bengkel lain. Pada tahap ini pun Ilham kena sial lagi. Barang telah dia oper, tapi si pemilik bengkel hanya menyanggupi membayar Rp500.000, padahal semula keduanya telah nego dan si pemilik bengkel bersedia menampung barang milik Ilham senilai Rp12 juta.