Tentunya sebagai seorang pengusaha, ia kerap kali menemukan kesulitan. Salah satunya seperti bahan baku yang terus-terusan naik yang membuat Yayat harus selalu memutar otaknya.
Dilansir dari iNews.id (01/12) “Sebenarnya tidak ada kendala. Karena dalam pembuatan masih dengan tradisional. Hanya saja bahan baku besi yang harganya terus naik,” ujar Yayat.
Lalu ternyata ada hal unik yang Yayat lakukan ketika ingin mendistribusikan produknya tersebut. Ada hari-hari tertentu yang dianggapnya baik untuk mengirim cangkul. Hal ini merupakan tradisi yang sudah diajarkan orang tuanya secara turun temurun.
Dalam satu kali pengiriman, ia berhasil mendistribusikan 3-5 kodi cangkul, yang mana setiap kodinya berisi 20 picis cangkul buatannya. Yayat memasang harga bervariasi tergantung kualitas cangkul tersebut. ia mematok harga mulai Rp35.000-Rp50.000 per cangkul.
Yayat bahkan mampu menghasilkan puluhan cangkul setiap hari sesuai dengan pesanan para konsumen. Ia juga berharap bisa melestarikan usaha ini ke anak cucunya kelak. (NKK)
Penulis: Mila Pertiwi