IDXChannel—Angkringan West bukan angkringan biasa. Sang pemilik, Fahrudin Raharso atau mas Din, menggunakan cara unik untuk melariskan warung angkringannya, yakni dengan berakting marah-marah seperti cara pelayanan Karen’s Diner.
Sebelumnya kehadiran Karen’s Diner membuat netizen heboh sebab konsepnya yang tak lazim. Slogan ‘pelanggan adalah raja’ yang umumnya dijunjung pelaku usaha, tak berlaku di Karen’s Diner.
Pelanggan justru malah dimarah-marahi, diberi pelayanan tak menyenangkan, sesuai dengan konsep pelayanannya di negara asal restoran ini pertama kali muncul. Tak lama sesudahnya, bermunculan video-video testimoni tentang pedagang makanan pinggir jalan yang memberikan ‘pelayanan’ serupa.
Jika konsep Karen’s Diner menuai diskusi di kalangan netizen karena cabang Indonesia dinilai melenceng dari konsep awal restoran asli, maka video pedagang kecil marah-marah dengan bahasa lokal justru mendapatkan respon positif.
Salah satu warung makan yang viral adalah Angkringan West milik Fahrudin. Lapak angkringan lelaki berkumis dan gondrong itu berlokasi di Jalan Sri Rejeki Dalam Raya 33, Kalibanteng, Semarang. Bagaimana profil Angkringan West milik Fahrudin?
Di gerobak angkringannya itu, mas Din menyuguhkan nasi kucing, gorengan, beragam jenis sate-sateannya, dan beragam jenis minuman instan. Mas Din juga menyajikan soto. Ia buka sejak pukul 07.00 pagi hingga 04.00 sore.
Mas Din memberikan nama ‘West’ pada angkringannya lantaran lapaknya sering dijadikan tempat nongkrong oleh komunitas musik bernama Wents Grunge. Ia telah membuka usaha angkringan selama tiga tahun, namun telah pindah lokasi dua kali.
Awal ketenaran mendadak angkringannya ini berasal ketika salah satu videonya yang tengah misuh-misuh kepada pelanggan terunggah di Tiktok dan viral. Boleh dibilang momennya tepat, sebab saat itu Karen’s Diner pun tengah hangat-hangatnya diperbincangkan.
Tak lama setelahnya, angkringan milik Din ramai dikunjungi pelanggan. Bahkan ada yang rela datang jauh-jauh dari luar kota untuk makan di warung angkringannya.
Fahrudin mengaku, sebetulnya gaya bicaranya memang demikian jika tengah mengobrol dengan teman-temannya. Keras dan terkesan marah-marah, mulanya ia tidak berakting. Ia memang berbicara dengan gaya seperti itu, apalagi kebanyakan pengunjung angkringannya adalah teman-temannya sendiri.
Namun lambat laut videonya itu menarik perhatian masyarakat, terutama anak muda, untuk mencicipi. Ada yang datang memang sengaja minta dimarahi. Gara-gara viral itu juga, camat Semarang Barat pun pernah bertandang ke warungnya.
Demikianlah sekilas ulasan tentang Angkringan West yang viral karena mirip dengan konsep Karen’s Diner. (NKK)