IDXChannel—Popi Dian Hartini merupakan seorang wanita muda yang kini sukses berkat bisnis telurnya. Ia bahkan resign dari pekerjaanya yang memiliki gaji Rp70 juta, namun kini ia bisa menjual puluhan ton telur tiap bulannya.
Dilansir dari akun YouTube @JagaLilin (16/01), Popi menceritakan tentang bagaimana dirinya bisa membangun bisnisnya ini. Orangtua Popi merupakan pedagang, dan ini yang membuat Popi sangat suka dengan berjualan. Bahkan sejak sekolah ia sudah memulai dengan menyewakan buku, menjual es teh, berjualan pakaian batik dan juga emping.
Selepas lulus dari perkulihan, Popi awalnya tidak ingin bekerja namun saat melihat teman-temannya banyak yang bekerja, Popi kemudian tergerak untuk ikut bekerja juga. Saat dirinya diterima kerja, ia merasa tidak nyaman dengan tempatnya kerja. Sampai ia putuskan untuk mencari peluang lain.
Pada saat 2001 ia kerja, 2003 ia mulai mencari-cari usaha. Saat itu ia terinspirasi untuk punya angkot, karena dirinya yang kesusahan saat berangkat dan pulang kerja. Saat bisnisnya ini baru berjalan enam bulan tiba-tiba mobilnya ini ditabrak oleh bus, dan mobil Popi ini juga dicuri.
Popi sangat bingung, gajinya saat itu saja tidak cukup untuk membayar cicilan mobil tersebut. Akhirnya ia coba bertanya pada orangtuanya tentang apa yang seharusnya ia lakukan, orangtua Popi menguatkan dirinya.
Dari sini Popi mulai lebih sering mendekatkan dirinya kepada Allah swt, ia sering melakukan tahajud, duha, dan juga bersedekah, dengan harapan Allah memberi kebaikan yang lain. Setelah berselang satu bulan, ia tiba-tiba mendapat sebuah kabar kalau mobil angkotnya itu ketemu.
Ujiannya tidak sampai disitu, saat dirinya pulang ke Batang ia melihat salah satu siaran TV yang memberitakan kalau ada supir Angkot yang dibunuh, awalnya ia tidak yakin kalau itu angkot miliknya.
Sampai ia mendapat kabar itu benar-benar miliknya. Popi tentunya sangat terkejut, ia sampai trauma selama 3 bulan. Namun setelah itu traumanya sembuh, ia mencoba untuk membeli satu angkot lagi.
Selama bisnis itu berjalan, Popi mulai tertarik dengan bisnis Asuransi. Ia akhirnya mulai tanya-tanya tentang bagaimana menjadi Agen Asuransi. Saat dirinya berhasil merasakan income yang datang, akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari kantornya.
Selama empat tahun Popi bekerja sebagai agency director, incomenya itu bisa mencapai Rp70 juta per bulan. Ia sangat menikmati pekerjaannya saat itu.
Sampai tiba saatnya Popi meragukan pekerjaanya ini, tentang apakah pekerja Asuransi itu halal atau haram. Dirinya takut jika pekerjaannya ini tidak diridhoi oleh Allah swt. Popi terus meminta petunjuk atas keputusannya ini, sampai akhirnya ia berani memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya tersebut.
Semua harta yang ia beli dengan uang hasil kerjanya di bidang asuransi dijual. Lalu hanya ada sisa uang sekitar Rp400 juta dibuat untuk membuka bisnis telur ayam.
Bisnis ini dipilih karena saat itu ia menghadapi pandemi Covid-19, dan ia merasa kalau pasti banyak orang yang mencari telur untuk kebutuhan banson dan lain sebagainya.
Dalam menyediakan pesanan telur, ia dibantu ayah dan juga adiknya. Sang Ayah kebetulan saat itu memiliki kenalan yang bekerja sebagai peternak.
Namun, ujian datang lagi menghampiri Popi, bisnisnya tidak selamanya berjalan mulus. Hal ini disebabkan banyak orang yang berhutang dan tidak membayar, sehingga ia sementara waktu harus menutup tokonya.
Ia sangat bingung, apakah ia harus melanjutkan bisnis ini atau tidak. Meski banyak ujian yang menghampiri dirinya, ia tetap tegar dan yakin bahwa Allah sedang menyiapkan rencana terbaik untuk dirinya.
Ia tidak menyerah dan meminta petunjuk pada sang pencipta, ia mulai merasa yakin, perlahan ia menata bisnisnya tersebut sampai akhirnya berkembang. Dulu mulanya sehari ia hanya bisa habis 1-2 ton, angka ini terus naik menjadi 3-10 ton pesanan sehari.
Hal baik ini datang juga karena Popi sering menyisihkan rezekinya untuk sedekah dan ia selalu yakin bahwa Allah akan melipatgandakan kebaikannya ini. (NKK)
Penulis: Mila Pertiwi