Namun uang yang dimilikinya sebesar 150 dolar AS tidak cukup untuk menjalankan bisnis, sehingga harus mengubah strategi. Dia akhirnya meminjam uang kakek dan neneknya sebesar 5.000 dolar AS dan melibatkan bisnis percetakan.
Hong mulai membuat situs pakaiannya sendiri, yang menawarkan pakaian kasual unisex dengan desain sederhana dan ceria. Dari sini lahirlah Olaga Studio.
"Tidak ada yang terjadi selama seminggu. Kemudian pada Senin pagi, ada sekitar 15 pesanan. Lima puluh pesanan saat makan siang. Delapan puluh pada malam hari. Seminggu itu saya menjual 300 kemeja," ujar Hong.
Tiga tahun setelah didirikan, produknya sukses secara regional dan mencatatkan penjualan tahunan sebesar 1,2 juta dolar AS atau Rp17,12 miliar dari enam pasar Asia. Bahkan menjadi peringkat pertama dalam kategori kaos Style Share.
Sementara bisnis smartwatch braille didirikan dengan tujuan membantu tunanetra menerima informasi, seperti teks dan pesan dari ponsel mereka. Paradox Computers adalah perusahaan di balik smartwatch braille miliknya.