Sebaliknya, ketika pasar saham menunjukkan downtren, umumnya investor dapat melihat beberapa sektor saham yang menjadi pemberat laju pergerakan IHSG secara keseluruhan. Berikut ini rekomendasi yang dapat dilakukan investor untuk memilih saham sektoral:
- Ketika uptren, perhatikan sektor saham yang memimpin atau menopang pergerakan harga IHSG, lalu identifikasi mana saham yang mencatatkan performa terbaik pada sektor tersebut
- Sebelum memilih sektor saham atau saham tertentu, identifikasi tren dengan beberapa time frame pada grafik untuk melihat batas support dan resistance
- Identifikasi sektor yang bergerak lebih unggul dalam IHSG
- Identifikasi dan pilih saham dengan performa terbaik pada sektor yang mencatatkan performa terbaik
Untuk mempermudah pilihan sektor, investor dapat memanfaatkan indeks-indeks saham yang disusun oleh Bursa Efek Indonesia. Saat ini, ada beberapa indeks yang menjadi acuan untuk melihat performa saham berdasarkan pengelompokan kinerja dan sektor. Misalnya IDX LQ45 untuk saham-saham bluechip dan IDXEnergy.
Seperti apa contoh momentum yang dapat memengaruhi pergerakan harga saham? Misalnya, saham PT Timah Tbk (TINS) yang bergerak aktif beberapa waktu lalu seiring momentum peningkatan kebutuhan AI, yang mana membutuhkan semikonduktor yang salah satu bahan bakunya adalah timah.
Kemudian saat perang Rusia dan Ukraina pecah, harga saham pertambangan—khususnya batu bara—mencatatkan kenaikan akibat disrupsi pasokan batu bara dunia, karena Uni Eropa menghentikan ekspor batu bara dari Rusia.
Sehingga pada saat itu, terjadi peningkatan ekspor batu bara dari negara-negara eksportir lainnya. Indonesia termasuk salah satunya. Pada periode itu, harga saham batu bara melonjak drastis, berbanding lurus dengan kenaikan harga batu bara.