Selanjutnya, dalam Ratas tersebut Jokowi menyampaikan beberapa penekanan, dimana poin pertama, Presiden melihat bahwa airline hub yang dimiliki terlalu banyak dan tidak merata.
“Saat ini terdapat 30 bandara internasional, apakah diperlukan sebanyak ini. Negara-negara lain saya kira enggak melakukan ini, coba dilihat, dan 9% lalu lintas terpusat hanya di empat bandara. Artinya, kuncinya ada pada 4 bandara yaitu Soekarno-Hatta Jakarta, Ngurah Rai di Bali, Juanda di Jawa Timur, dan Kualanamu di Sumatra Utara," ungkapnya.
Lanjut, pada poin kedua, Presiden sampaikan harus berani menentukan bandara yang berpotensi menjadi internasional hub dengan pembagian fungsi sesuai dengan letak geografis dan juga karakteristik wilayahnya.
Selanjutnya, di poin ketiga, Presiden sampaikan agar terjadi sebuah lompatan di sektor pariwisata terhadap pengelolaan ekosistem pariwisata dan pendukungnya, termasuk penerbangan betul-betul harus didesain dengan manajemen yang lebih terintegrasi dan terkonsolidasi dari hulu sampai hilir.
“Ini yang tidak pernah dilakukan. Mulai dari manajemen airline, manajemen bandaranya, layanan penerbangan yang tersambung dengan manajemen destinasi, hotel, dan perjalanan bahkan sampai kepada manajemen dari produk-produk lokal dan industri kreatif yang kita miliki,” pungkas Jokowi. (*)