Dari sisi laba bersih, INDR justru meningkat 5,8%, dari USD884 juta menjadi USD936 juta. Kerugian bersih INDR disebabkan oleh tingginya biaya pendapatan sehingga menurunkan margin keuntungan. Margin INDR per 31 Desember 2021 sebesar 14,68%, sedangkan per 31 Desember 2022 turun menjadi 8,63% meski pendapatan meningkat.
Selain itu, biaya yang berkaitan dengan kerugian selisih kurs meningkat dari USD1,6 juta menjadi USD6,3 juta. Hal ini menimbulkan sentimen negatif sehingga menyebabkan pelaku pasar menjual saham. INDR sendiri merupakan perusahaan manufaktur benang milik Sri Prakash Lohia. Ia merupakan orang terkaya keempat di Indonesia dengan total kekayaan mencapai USD7,6 miliar. (SNP)