Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute For Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan terbakar dan meledaknya kilang Refinery Unit (RU) VI di Balongan milik PT Pertamina (Persero) dinilai akan mempengaruhi proses produksinya dan ke sejumlah saham emiten di sektor minyak.
“Mungkin pengaruh terhadap pasar modal tidak secara langsung, tapi bisa jadi kebakaran ini menyebabkan harga produk BBM di pasar kilang Singapura mengalami kenaikan. Artinya akan menyebabkan biaya impor BBM naik,” ungkap Fabby Tumiwa, saat dihubungi tim IDX Channel, Senin (29/3/2021). (TIA)