Secara fundamental, indeks diuntungkan secara makro menyusul penurunan inflasi yang mencapai level terendah dalam 20 tahun terakhir. Inflasi Indonesia mencapai 2,61% year-on-year (yoy) pada Desember 2023, demikian juga inflasi inti di level 1,8% yoy.
Dari sisi industri, indeks manufaktur masih berada di level ekspansif 52,2 pada Desember 2023.
“Kondisi ini menjadi indikator awal solidnya konsumsi masyarakat sampai dengan akhir 2023,” lanjut riset tersebut.
Kabar dari luar negeri, pelaku pasar siap menyambut risalah pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve pada Rabu pagi waktu setempat. Hasil pertemuan The Fed periode Desember dapat menjadi petunjuk mengukur kebijakan mereka ke depan.
Secara umum, pelaku pasar masih berekspektasi The Fed akan tetap menahan bunga acuan pada pertemuan Januari. Sebesar 25 bps Fed Rate berpeluang dipangkas mulai Maret 2024.
(FAY)