Untuk itu, MCI akan menyesuaikan strategi investasi untuk mengikuti tren ekonomi global dan kondisi pasar terkini pada 2024. Di samping itu, MCI juga terus berupaya untuk mengembangkan manajemen risiko yang prudent dan efektif.
Tak hanya itu, lanjut Wisnu, MCI juga terus mencari peluang investasi yang berpotensi menguntungkan, sebagai fondasi utama dalam pengelolaan portofolio.
Wisnu mengatakan, tahun ini, kriteria investasi MCI dirancang khusus untuk memperkuat pengelolaan portofolio dengan prioritas pada investasi yang memiliki potensi untuk menciptakan nilai jangka panjang.
“Tentunya dengan tetap memerhatikan fundamental yang baik serta memiliki journey to profitability yang jelas,” papar Wisnu.
Lebih lanjut, tahun ini, MCI memiliki bold aspiration untuk memperbesar kontribusi ke dalam ekonomi digital. Salah satunya dengan melakukan investasi yang didukung oleh funds baru dan menjadi ‘Prominent Global VC Player’.
Melalui pendirian beberapa fund baru, MCI akan mengembangkan strategi investasinya melalui kolaborasi dengan para mitra strategis.
Sebagai informasi, saat ini, MCI memiliki beberapa pendanaan, yakni Balance Sheet Fund, Merah Putih Fund dan Indonesia Impact Fund.
Beberapa nama perusahaan terkemuka yang menjadi bagian dari portofolio MCI saat ini meliputi AgriAku, Amartha, Ayoconnect, Bukalapak, Cakap, Cashlez, Crowde, FitAja!, GoTo, Greenhope, Halofina, Investree, iSeller, Kecilin, Koinworks, LinkAja, Mekari, PrivyID, PTEN, Qoala, Sinbad, Yokke.
Selain itu, MCI juga mendukung startup melalui beberapa program unggulan seperti Xponent untuk kolaborasi dan Zenith untuk akselerasi.
(FAY)