Untuk diketahui, ADRO membukukan kinerja positif sepanjang semester I-2022. Emiten pertambangan batu bara ini mencetak laba inti USD1,4 miliar atau sekitar Rp20,8 triliun, naik 338% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Naiknya laba sejalan dengan pertumbuhan pendapatan yang mencapai 127% menjadi USD3,54 miliar atau setara Rp52,54 triliun. Sementara EBITDA operasional naik 269% menjadi USD2,33 miliar atau sekitar Rp34,13 triliun.
Naiknya pendapatan ADRO pada paruh pertama tahun ini, terutama akibat kenaikan 117% yoy pada harga rata-rata penjualan atau average selling price (ASP). Cuaca buruk, kelangkaan pasokan dan peristiwa-peristiwa geopolitis mendorong harga ke level yang tinggi dalam sejarahnya, sehingga menunjang kenaikan ASP perusahaan.