ADCP juga mencatat pendapatan yang cukup signifikan dari segmen pengelolaan Hotel GrandDhika Jakarta, Medan, dan Semarang yang totalnya mencapai Rp94 miliar.
Sementara itu, kenaikan laba bersih perseroan di tengah penurunan pendapatan lebih disebabkan oleh efisiensi, terutama pada beban pokok pendapatan yang turun 7 persen dari Rp209 miliar menjadi Rp194 miliar. Hal ini terutama berasal dari beban pokok pada proyek Adhi Sentul City yang turun dari Rp40 miliar menjadi Rp19 miliar.
Penurunan beban pokok pendapatan tersebut membuat laba kotor ADCP naik 9 persen menjadi Rp86 miliar. Margin laba kotor pun ikut naik menjadi 30,6 persen.
Kendati demikian, beban keuangan ADCP naik hingga tiga kali lipat menjadi Rp12 miliar. Namun, kenaikan beban akibat utang ini tetap membuat laba bersih ADCP naik 11 persen.
"ADCP membukukan laba bersih pada kuartal III tahun 2024 sebesar Rp30,3 miliar dengan margin laba bersih sebesar 10,8 persen. Kinerja positif yang dicapai ini sejalan dengan rencana perusahaan dalam melakukan percepatan bisnis," ujar Bayu.
(Rahmat Fiansyah)