Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru yang bersumber dari pemerintah adalah sebesar 22 persen, disusul sumber dari BUMN dan BUMD sebesar 8 persen. Sementara proyek kepemilikan swasta/lainnya termasuk proyek investasi sebesar 70 persen.
"Peningkatan kontrak baru ini diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap revenue di tahun 2022," tandas Farid.
Seperti diketahui, ADHI telah merealisasikan pendapatan usaha sebesar Rp1,98 triliun pada triwulan I/2022. Capaian itu lebih rendah 6,26 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak Rp2,11 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan interim per 31 Maret 2022, penghasilan lain-lain dan laba ventura bersama memberi pemasukan masing-masing senilai Rp38,42 miliar, dan Rp84,47 miliar. Alhasil laba bersih ADHI periode tiga bulan pertama tahun ini tumbuh menjadi Rp8,67 miliar, dari Rp6,74 miliar. (RRD)