Menanggapi hal ini, Head of Corporate Communication Adaro, Febriati Nadira mengatakan, PLTU tersebut akan digunakan untuk mengoperasikan smelter aluminium perseroan. Hal ini merupakan transisi sebelum nantinya perseroan akan memproduksi aluminium dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
“Kami tetap business as usual saja. Kami tegaskan bahwa kami tidak greenwashing. Di awal kami sudah bilang kalau ini transisi,” kata perempuan yang akrab disapa Ira itu saat ditemui di St. Regis Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur ADMR, Christian Ariano Rachmat menjelaskan, perseroan akan memproduksi aluminium menggunakan PLTU sebelum PLTA dibangun dan dapat beroperasi. Setelah itu, ADMR baru akan memproduksi green aluminium.
Saat ini, perseroan berfokus untuk menyelesaikan smelter aluminium yang ditargetkan rampung pada 2025 untuk memenuhi kebutuhan ekspor. Menurut Christiano, dengan melakukan impor akan membantu menstabilkan Rupiah dan menurunkan inflasi.
“Fokusnya itu dulu, green aluminium pasti tapi gak bisa dalam waktu dekat. Akan kami kerjakan secepatnya,” kata Christian.