sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Aksi Buyback BMRI Dinilai Jadi Angin Segar Bagi Investor, Ini Dampaknya

Market news editor Dhera Arizona Pratiwi
28/11/2025 16:14 WIB
Rencana aksi korporasi pembelian kembali saham (buyback) yang akan dilakukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dinilai menjadi angin segar bagi investor.
Aksi Buyback BMRI Dinilai Jadi Angin Segar Bagi Investor, Ini Dampaknya. (Foto Istimewa)
Aksi Buyback BMRI Dinilai Jadi Angin Segar Bagi Investor, Ini Dampaknya. (Foto Istimewa)

IDXChannel — Rencana aksi korporasi pembelian kembali saham (buyback) yang akan dilakukan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dinilai menjadi angin segar bagi investor.

Analis Pasar Modal Frederik Rasali menilai langkah tersebut memiliki potensi besar untuk memperkuat sentimen positif terhadap emiten Himbara tersebut.

Menurutnya, harga saham Bank Mandiri saat ini masih berada pada valuasi yang cukup rendah. Dengan rasio price to book value (PBV) sebesar 1,57 kali, valuasi saham BMRI tercatat berada di bawah minus satu standard deviation selama lima tahun terakhir.

“Artinya, saham Bank Mandiri sudah cukup terdiskon. Valuasi yang sama ini juga pernah terjadi pada akhir 2021, saat bursa terdampak pandemi Covid-19,” ujarnya kepada awak media, Jakarta, Jumat (28/11/2025).

Frederik menjelaskan, fungsi utama dari aksi buyback saham ini adalah untuk mengakomodasi program Employee Stock Ownership Plan (ESOP) yang tengah berjalan. Dengan mekanisme tersebut, apabila saham ESOP dieksekusi dan kemudian dijual, perseroan dapat langsung membelinya kembali.

“Namun, terlepas dari fungsi itu, kepercayaan investor terhadap saham BMRI tentu juga meningkat,” katanya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, pergerakan saham BMRI selama satu tahun terakhir memang menunjukkan tren menurun, seiring tantangan yang dihadapi sektor perbankan sepanjang 2025 akibat tekanan kondisi ekonomi nasional.

“Setelah ekonomi lebih stabil, buyback saham dapat menjadi sinyal positif bagi investor untuk kembali memercayai kinerja Bank Mandiri,” ujar dia.

Meski demikian, Frederik menuturkan, dampak psikologis dari aksi ini cenderung bersifat sementara. “Pada akhirnya, investor akan tetap menilai dari sisi fundamental perusahaan, bukan semata pergerakan harga jangka pendek,” katanya.

Dia juga menekankan pentingnya memperhatikan besaran dana dan harga pelaksanaan buyback. Sebab, kedua faktor itu akan menentukan jumlah saham yang dapat dibeli kembali. 

Pengurangan jumlah saham beredar nantinya berdampak langsung terhadap peningkatan laba per saham (earnings per share/EPS).

“Apabila menggunakan asumsi harga penutupan 10 November 2025 di level Rp4.730 per saham, maka Bank Mandiri diperkirakan akan melakukan buyback sebanyak 245,24 juta saham. Dampaknya, EPS kuartal III-2025 bisa meningkat dari 142,23 menjadi 156, atau naik sekitar 9,69 persen,” ujar Frederik.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement