Menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, dan memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia apabila dikombinasikan dengan cebakan Elang.
Adapun area Batu Hijau sedang memasuki tahap pengembangan Fase 8 yang diperkirakan dapat memperpanjang usia tambang hingga 2030. Selain itu, perseroan juga akan mulai mempersiapkan area Elang untuk dapat memulai operasional penambangan di tahun 2031 hingga 2046.
Sebagai informasi, data cadangan bijih Amman untuk Batu Hijau dan Elang per 31 Desember 2022 sesuai Joint Ore Reserves Committee (JORC) Code 2012 adalah sebesar 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas. Selain memiliki cadangan yang melimpah, keunggulan lain yang dimiliki perseroan adalah biaya produksi yang rendah.
Data dari Wood Mackenzie menunjukkan bahwa C1 cash cost 1 Amman Mineral merupakan salah satu yang terendah jika dibandingkan perusahaan tambang tembaga lain di dunia. Hal ini dapat dicapai karena berbagai inisiatif untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional, hingga memecahkan rekor historis dan bahkan standar global.
(DES)