"Tapi kalau Telkomsel kan justru mau (IPO) di Indonesia, karena bisnisnya ada di Indonesia. Makanya bisa jadi tolok ukur juga, kalau (IPO) di Indonesia bisa berhasil, maka (IPO/ekspansi) di ASEAN juga pasti akan berhasil. Itu pijakan Saya," tutur Khilmi.
Dalam paparannya, Mas Achmad Daniri juga menjawab dugaan adanya konflik kepentingan dalam investasi Telkom Group di GoTo, mengingat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memiliki kakak kandung, yaitu Garibaldi Thohir, yang menjabat sebagai Komisaris Utama GOTO.
Menurut Daniri, konflik kepentingan itu tidak mungkin terjadi lantaran kepemilikan Telkom yang notabene BUMN terhadap Telkomsel hanya 65 persen saja. Sedangkan 35 persen sisanya dimiliki oleh Singtel Mobile.
"Sehingga kebijakan investasi Telkomsel tidak bisa hanya ditentukan semata-mata oleh Telkom saja, melainkan juga hasil diputuskan bersama dengan Singtel Mobile. Sehingga tidak mungkin ada campur tangan (Menteri BUMN) sampai mengarahkan kepentingannya dalam kinerja investasi di Telkomsel," tegas Daniri. (TSA)