Awalnya, perdagangan saham VOC terjadi secara informal, seperti di kedai kopi, tempat para pedagang dan saudagar berkumpul untuk merundingkan kesepakatan. Namun, karena minat terhadap saham ini melonjak, kebutuhan akan pasar yang lebih terorganisir dan teratur menjadi sangat dibutuhkan.
Pada 1611, Bursa Efek Amsterdam akhirnya menempati gedung khusus yang disebut Beurs van Hendrick de Keyser. Bursa ikonik ini menjadi inti aktivitas perdagangan, menyediakan tempat pertemuan bagi para pembeli (buyer) dan penjual (seller).
Para pedagang (trader) yang dikenal sebagai verkoopmans, ditunjuk untuk memfasilitasi transaksi. Mereka bertindak sebagai perantara antarinvestor.
Sementara untuk memastikan praktik perdagangan yang adil dan menjaga integritas pasar, Bursa Efek Amsterdam akhirnya menerapkan aturan dan regulasi. Bursa tersebut membentuk Hoofdbank, yakni badan pengatur yang bertanggung jawab mengawasi operasi dan menegakkan kepatuhan.
Peraturan ini mencakup berbagai aspek, termasuk jam perdagangan standar, biaya komisi, dan larangan tegas terhadap perdagangan yang dilakukan orang dalam.