IDXChannel - Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim menyanggah asumsi yang menyebut teknologi yang digunakan KRAS sudah usang. Ia menyebut teknologi merupakan dasar investasi.
"Jangan sampai menggunakan teknologi usang atau yang berbahaya buat lingkungan. Jangan silau dengan angka. Salah satu pabrik baja di China teknologinya sudah usang, (membuat) polusi. Dipindahkan ke Indonesia yang rugi siapa? Polusi itu kegagalan ekonomi," tuturnya saat ditemui di Studio IDXChannel, Gedung Bursa Efek Indonesia.
Menurutnya industri bukan hanya soal cita-cita atau roadmap tapi ada detil. Standar harusnya dibuat pemerintah untuk memberikan kepastian untuk pelaku industri. Ia berujar, jika tidak ada harmonisasi industri akan berdampak ke industri hulu.
"Di industri baja, standarnya dari awal ketebalannya misal 0,2 milimeter, tapi kemudian di ujung dirubah produk akhir menjadi 0,17. Dari belakang sampai depan kena semua," kata Silmy.
Ia mengatakan ini juga bisa terjadi di industri lain dan sudah sepatutnya diproteksi oleh pemerintah. Diperlukan konsistesi policy, menjaga standar, dan yang paling penting pengawasan.