IDXChannel - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyetujui rencana stock split dengan rasio 1:5. Artinya, setiap satu saham yang ada saat ini dipecah menjadi lima saham baru.
Nilai nominal per saham BBCA saat ini adalah Rp62,5, sedangkan nilai nominal per saham BBCA setelah stock split akan menjadi sebesar Rp12,5. Sebagai informasi, harga saham BBCA pada saat ini berkisar Rp32.000 per saham.
Lalu bagaimana cara mendapatkan saham stock split?
Pertama-tama, stock split adalah kegiatan yang dilakukan emiten seperti perusahaan yang membagi sahamnya menjadi beberapa saham baru.
Sederhananya stock split adalah pemecahan nilai saham menjadi nominal yang lebih kecil. Hal ini cukup sering dilakukan perusahaan yang telah melakukan go public dan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Walaupun jumlah lembar sahamnya bertambah, tapi stock split tidak akan mengubah jumlah modal yang disetor. Jika sebuah saham ramai ditransaksikan, maka perusahaan itu tetap bisa likuid.
Stock split juga dilakukan dengan tujuan untuk menarik investor lebih banyak, terutama investor ritel. Biasanya emiten yang melakukan stock split adalah perusahaan yang memiliki fundamental bagus tetapi harga sahamnya sudah mencapai titik tertinggi.
Bagaimana cara membeli saham BBCA?
Anda harus mendaftarkan diri ke perusahaan sekuritas atau broker saham untuk mendapatkan Rekening Dana Investor (RDI). RDI dapat dibuka dengan modal minimal Rp100.000.
Kemudian Anda perlu menyiapkan sejumlah kartu identitas seperti KTP (Kartu Tanda Penduduk), Nomor Pokok Wajib Pajak, serta buku tabungan sebagai bagian dari persyaratan mendaftarkan diri sebagai investor saham.
Setelah membuka RDI, Anda baru bisa membeli saham BCA. Pembelian dan penjualan saham BCA bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi perusahaan sekuritas. Tidak ada salahnya untuk melakukan analisa terlebih dulu sebelum membeli saham BCA.
Momentum stock split sebenarnya peluang cuan bagi investor. Sebelum berinvestasi pada pemecahan saham telitilah terlebih dahulu saham yang akan dibeli. Pertimbangan utama pembelian saham tersebut harus berdasarkan pada fundamental perusahaan dan prospek saham ke depan.
Apabila Anda melihat emiten yang melakukan pemecahan saham tersebut memiliki kondisi fundamental dan prospek yang baik, maka ada peluang Anda melakukan akumulasi kepemilikan saham tersebut. (TYO)