IDXChannel – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan perbaikan kinerja keuangan pada kuartal I-2023. Seiring dengan itu, dua raksasa teknologi tersebut memiliki strategi yang berbeda dalam mengejar profitabilitas.
Melansir riset Samuel Sekuritas bertajuk “Technology Sector; is Oasis on the Horizon” yang dirilis pada Selasa (9/5), BUKA membukukan pertumbuhan total processing value (TPV) sebesar 19 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp40,50 triliun.
Di samping itu, margin kontribusi atau contribution margin (CM) dari emiten ini juga bertumbuh menjadi Rp104 miliar atau naik 41 persen secara kuartalan (qoq).
Tercatat, BUKA berhasil mengurangi kerugian EBITDA menjadi minus Rp209 miliar dan rugi bersihnya menjadi Rp1 triliun pada kuartal I-2023.
Di sisi lain, GOTO mampu membukukan gross transaction value (GTV) sebesar 6 persen yoy menjadi Rp148,50 triliun.
Sedangkan, take rate kotor atau komisi layanan marketplace dari GOTO juga meningkat menjadi 4 persen didukung oleh layanan on-demand (21,7 persen) dan bisnis e-commerce (3,6 persen).
Setali tiga uang, GOTO juga berhasil membukukan CM positif sebesar Rp636 milia. Adapun, emiten ini juga berhasil menurunkan kerugian EBITDAnya hingga minus Rp3,5 triliun dan rugi bersih emiten hingga minus Rp3,8 triliun.
Kendati sama-sama mencatatkan kinerja positif di kuartal I-2023, GOTO dan BUKA memiliki strategi yang berbeda dalam mengejar profitabilitas.
Adapun strategi tersebut dilakukan kedua emiten tekno agar mencapai profitabilitas awal mereka yang ditandai dengan EBITDA positif di kuartal IV-2023.
Menurut Samuel Sekuritas, BUKA mencapai profitabilitasnya dengan mengandalkan strategi specialty vertical, yang menghasilkan yield atau imbal hasil di atas 7 persen serta memperkuat bisnis marketplacenya.
“Sejauh ini strategi tersebut berhasil dengan baik pada kuartal I-2023, dengan sumbangan dari toko game sebesar 20 persen dari TPV marketplace BUKA,” tulis riset tersebut.
Tak hanya itu, BUKA juga berencana untuk meningkatkan strategi specialty vertical yang telah diterapkan dengan memanfaatkan cadangan kasnya yang mencapai Rp11 triliun.
Berbeda dengan BUKA, GOTO lebih memilih strategi yang lebih organik dengan memanfaatkan teknologinya yang berfokus pada peningkatan pengguna berkualitas (high quality user) hingga GTV tinggi.
Samuel Sekuritas menilai, strategi tersebut bekerja dengan sangat baik karena GOTO berhasil mengurangi biaya promosi dan menaikkannya biaya platform tanpa merusak kinerjanya.
“Ini memungkinkan perusahaan untuk membukukan take rate kotor yang lebih tinggi,” tulis Samuel Sekuritas.