IDXChannel—Simak profil saham BUVA. PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) adalah perusahaan yang mengelola jarangan Hotel Alila di Indonesia. Saat ini Hotel Alila berada di Bali, Jakarta, dan Solo.
Alila dikenal sebagai hotel dan resor mewah dengan harga sewa kamar yang fantastis, terlebih yang berlokasi di Bali. Jaringan Hotel Alila di Bali di bangun di wilayah-wilayah strategis dengan pemandangan alam yang indah.
BUVA juga mengklaim hotel dan resor memang dibangun agar ramah lingkungan, sehingga alam sekitar dan unsur alam di resornya menjadi daya tarik utama Alila. Selain itu arsitektur dan kualitas layanannya berkelas internasional.
Profil Saham BUVA, Pengelola Jaringan Hotel Alila di Bali
Melansir laman resmi Bukit Uluwatu Villa (2/10/2025), perusahaan didirikan pada 2000, tetapi baru mulai mengakuisisi lahan untuk pembangunan Alila Villa Uluwatu pada 2004. Selama beroperasi BUVA mengakusisi lahan dan mendirikan villa, hotel, dan restoran baru.
BUVA tidak hanya membangun dan mengelola hotel, tetapi juga memiliki beberapa unit restoran. Melansir laporan tahunan BUVA 2024, per akhir tahun lalu ada tiga restoran dan delapan hotel/resor milik perseroan.
Namun dari ketujuh hotel dan resor tersebut, sampai akhir 2024 beberapa unit sudah beroperasi. Yakni Alila SCBD, Alila Villa Uluwatu, Alila Villa Manggis, Alila Villa Ubud, dan Dialoog Banyuwangi.
Selain di empat lokasi itu, sejumlah hotel milik perseroan yang saat ini masih dalam tahap persiapan berada di Labuan Bajo, Sebong Lagoi (Bintan), dan sebagainya. Sebagai tambahan informasi, BUVA juga memiliki land bank yang cukup luas.
BUVA mulai pindah kepemilikan saat diakuisisi oleh PT Nusantara Utama Investama pada Juni 2023. Perusahaan ini kini menjadi pengendali saham BUVA dengan kepemilikan sebanyak 13,79 miliar saham, atau setara dengan 67,02 persen dari total saham.
Namun penerima manfaat akhir dari kepemilikan saham BUVA, alias pemilik perusahaan, adalah Happy Hapsoro. Pengusaha yang juga memiliki PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) itu tercatat memiliki saham BUVA secara langsung ataupun tidak langsung.
Kepemilikan tidak langsung berasal dari PT Nusantara Utama Investama yang tak lain adalah perusahaan investasi milik Happy Hapsoro.
Sebelum akhirnya diakuisisi Nusantara Utama Investama, BUVA telah mencatatkan sahamnya di bursa efek sejak Juli 2010. Saat itu perseroan melepas 857 juta saham dengan harga penawaran Rp260 per saham.
Dari penawaran perdana itu BUVA mengantongi dana segar sebanyak Rp222,85 miliar. Saat ini (2/10/2025) BUVA ditutup di harga Rp600 per saham, naik 11,11 persen dari harga pembukaan sebelumnya.
Dalam enam bulan terakhir, saham BUVA sudah naik sebanyak 867,74 persen.
Itulah informasi singkat tentang profil saham BUVA.
(Nadya Kurnia)