Dari sisi beban, biaya penjualan dan distribusi naik 12,21 persen menjadi Rp2,99 triliun, sementara beban umum dan administrasi meningkat 19,53 persen menjadi Rp2,57 triliun. Secara keseluruhan, laba usaha ERAA tumbuh 15,53 persen YoY menjadi Rp2,13 triliun.
Sementara itu, dari sisi liabilitas tercatat hanya naik 3,25 persen menjadi Rp12,71 triliun. Adapun total aset naik 6,49 persen menjadi Rp21,77 triliun pada akhir 2024.
Menariknya, lonjakan kinerja keuangan ERAA terjadi meskipun perusahaan belum menjual iPhone 16 sepanjang tahun lalu akibat persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Padahal, secara global, iPhone 16 mencatatkan angka penjualan yang tinggi pada periode yang sama.
Analis Panin Sekuritas, Andhika Audrey, memperkirakan, penjualan iPhone 16 tahun ini akan semakin mengerek kinerja ERAA. Sebagai salah satu distributor utama produk Apple di Indonesia, ERAA diproyeksi terus mencatat pertumbuhan positif.
Andhika menambahkan, faktor pendukung lainnya adalah kemitraan eksklusif ERAA melalui Erajaya Digital dengan Honor Indonesia. Kolaborasi ini mencakup distribusi produk, pengembangan jaringan penjualan, operasional ritel, serta aktivitas pemasaran di seluruh Indonesia.