IDXChannel - PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) berganti pengendali setelah Twinwood Family Holdings Limited, resmi melepas seluruh kepemilikannya kepada AGPA Pte Ltd, anak usaha POSCO International Corporation.
Transaksi yang berlangsung pada 19 November 2025 dengan melepas 65,72 persen saham SGRO pada harga Rp7.903 per saham, dengan nilai total mencapai sekitar Rp9,45 triliun, atau 7,52 persen lebih tinggi dari harga penutupan saham SGRO di pasar reguler sehari sebelumnya di Rp7.350 per saham.
Sebagai pengendali baru, AGPA Pte Ltd wajib menjalankan mandatory tender offer (MTO) sesuai POJK No. 9/2018 atas seluruh saham SGRO yang dimiliki publik.
Berdasarkan riset Stockbit, Kamis (20/11/2025) harga MTO harus mengikuti nilai tertinggi antara harga pengambilalihan, atau rata-rata harga tertinggi harian selama 90 hari terakhir sebelum pengumuman.
Dalam kasus SGRO, rata-rata harga tertinggi 90 harian tercatat hanya Rp5.157 per saham, sehingga harga MTO yang paling mungkin berlaku adalah harga akuisisi Rp7.903 per saham. Dengan kata lain, investor berpotensi mendapatkan premium tambahan melalui aksi tender wajib tersebut.
Stockbit mencatat valuasi transaksi SGRO berada pada level EV/hectare sekitar Rp129 juta per hektare. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan beberapa transaksi dan emiten CPO lainnya.
Di mana akuisisi ANJT oleh First Resources (Maret 2025) Rp157 juta/ha, SSMS Rp181 juta/ha, TAPG Rp212 juta/ha, DSNG Rp195 juta/ha
Namun valuasi SGRO masih lebih tinggi dibandingkan AALI, yang tercatat di kisaran Rp42 juta/ha.
Perbedaan valuasi antar-emiten CPO biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain produktivitas kebun, profil pertumbuhan jangka panjang, serta kontribusi aset non-perkebunan. Dalam konteks tersebut, valuasi SGRO dipandang kompetitif dan masih menarik dibandingkan peers-nya.
Dari perspektif pasar, perubahan pengendali ke grup besar sekelas POSCO International dinilai dapat memberikan sentimen positif terkait potensi ekspansi operasional jangka panjang, penguatan tata kelola, dan stabilitas bisnis pasca-transaksi.
Namun dalam jangka pendek, MTO menjadi katalis utama bagi saham SGRO, terutama karena harga penawaran diperkirakan berada di atas harga pasar saat ini.
"Perbedaan nilai valuasi EV/hektare perusahaan CPO sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, persepsi pasar terhadap produktivitas tanaman, outlook pertumbuhan, serta profitabilitas aset perkebunan maupun nonperkebunan yang dimiliki perusahaan," tulis Stockbit.
(DESI ANGRIANI)