“Manajemen berkeyakinan, transformasi ke bisnis pelayaran memiliki potensi yang lebih menjanjikan dan dapat memberikan nilai tambah jangka panjang bagi Perseroan,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (16/7/2025).
Perseroan berharap, rencana tersebut dapat memberikan sumber pendapatan dan profitabilitas yang berkelanjutan (sustainable) serta menjamin kelangsungan usaha perusahaan di masa mendatang.
Saat ini, TIRT tengah dalam tahap pemantapan kajian dengan menunjuk Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) independen guna melakukan studi kelayakan (feasibility study) terhadap rencana bisnis pelayaran tersebut.
"Dalam melakukan rencana transformasi bisnis tersebut Perseroan akan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian, tata kelola perusahaan yang baik serta memperhatikan peraturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang pasar modal dan peraturan terkait lainnya," tutur manajemen.
Dari sisi keuangan, Tirta Mahakam membukukan rugi bersih sebesar Rp40,4 miliar. Kerugian ini naik 21 persen dari 2023 yang sebesar Rp33,4 miliar. Alhasil, rugi bersih per saham setara dengan Rp40,37 per saham.
(DESI ANGRIANI)