Peningkatan ini dipicu oleh faktor musiman seperti musim hujan, bertambahnya jumlah hari kerja, serta berkurangnya insentif dari platform ride-hailing. Dalam dua tahun terakhir, bisnis taksi mencatat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) sebesar 13,3 persen, dengan peluang tambahan dari ekspansi kemitraan korporasi yang diproyeksikan menyumbang lebih dari 28 persen pendapatan pada 2026.
Kinerja keuangan solid
Pada kuartal II-2025, Blue Bird membukukan pendapatan Rp1,37 triliun, tumbuh 5,1 persen secara kuartalan dan 13,3 persen secara tahunan, didorong oleh kinerja Cititrans.
Secara keseluruhan, pendapatan tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp5,9 triliun, naik 16,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini ditopang oleh efisiensi operasional serta penjualan kembali armada yang telah habis masa pakainya.
Perseroan mencatat laba operasi Rp194 miliar dengan margin 14,2 persen, serta laba bersih Rp170 miliar dengan margin 12,6 persen pada semester I-2025.
Samuel Sekuritas mempertahankan rekomendasi BUY untuk saham BIRD dengan target harga Rp2.900 per saham, mencerminkan potensi kenaikan hingga 63,8 persen.