Ketiga, BNI akan terus melakukan perbaikan struktur Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sehat. Adapun hingga September 2023, komposisi DPK yang kami himpun didominasi oleh CASA atau Giro dan tabungan sebesar 69%. Di tengah tren peningkatan suku bunga saat ini, biaya dana pihak ketiga BNI tercatat di kisaran 2%, di mana secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi yang di atas 3%.
Hal ini didukung layanan channel digital yang semakin baik, termasuk BNI Mobile Banking dan BNIDirect, sehingga kami mampu meningkatkan CASA berbasis transaksi dari nasabah secara berkelanjutan sehingga likuiditas BNI terjaga sehat untuk memenuhi kebutuhan ekspansi kredit. Keempat, perseroan terus mengedepankan pengelolaan manajemen risiko yang prudent.
Selain indikator NPL dan LAR yang terus membaik, NPL coverage ratio per September 2023 telah mencapai 325%, meningkat dari Desember tahun lalu sebesar 278%. “Perseroan juga mampu menjaga level Rasio Kecukupan Modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) berada pada level yang memadai di level 21,9% per September 2023, jauh di atas batas minimum dari regulator sebesar 13,8%. Tingginya NPL coverage ratio dan juga CAR ini memberikan gambaran fundamental BNI yang kokoh sebagai pondasi dalam mengantisipasi risiko gejolak ekonomi di masa depan,” ujarnya.
Perbaikan Fundamental Tercermin Pada Kinerja Saham
Mucharom menyampaikan sejauh ini kami melihat market mengapresiasi progres transformasi dan perbaikan fundamental di BNI, yang tercermin pada kinerja saham BNI yang cukup baik. Sebagai gambaran, harga saham BNI hingga penutupan Jumat 24 November 2023 yang lalu yaitu sebesar 5,200 atau tumbuh 12% YoY, sehingga nilai kapitalisasi pasar BBNI telah mencapai Rp194 triliun.
Secara konsensus, analis juga menargetkan fair value saham BNI di kisaran Rp5.680 per lembar, sehingga terdapat ekspektasi harga saham BNI akan terus meningkat seiring kinerja keuangan yang sehat. BNI senantiasa memperhatikan kepentingan semua pemegang saham minoritas termasuk investor ritel, yang mempertimbangkan capital gain dan dividen ketika berinvestasi.
Dalam hal ini, manajemen melihat adanya korelasi kuat yang positif antara tingkat ROE dengan valuasi saham. Untuk itu, kami akan terus mengupayakan ROE dapat tumbuh dengan optimal secara berkelanjutan sehingga dapat terus mengerek harga saham.
“Tingginya rasio kecukupan permodalan juga memberikan BNI kemampuan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi bisnis dan investasi BNI Group, serta ruang untuk pembagian dividen yang atraktif,” ujarnya.
(FRI)