Hingga Maret 2024, nilai capex BOLT masih terserap minim yakni hanya 11 persen dari total anggaran.
Sepanjang tahun ini, manajemen BOLT membidik pertumbuhan penjualan hingga Rp1,7 triliun. Selain bergantung terhadap demand pasar domestik, perusahaan berupaya memacu nilai ekspor di negara-negara potensial seiring maraknya kendaraan listrik (EV).
Nilai ekspor produk komponen otomotif BOLT menembus Rp69 miliar selama 2023, alias naik 7,6% year-on-year (yoy) dibandingkan tahun 2022. Dalam industri EV, Anthony mengakui Indonesia memiliki peluang besar dalam ekosistem motor dan mobil listrik, meskipun volume pembelian dinilai masih cenderung rendah.
“Namun kami lihat pertumbuhannya ke depan lebih established ya, kalau kami bilang nih contoh mobil-mobil EV baru yang masuk, seperti BYD,” ujarnya.
(FRI)