Menurut Hadi, pihaknya tetap optimistis bahwa dengan fundamental keuangan yang solid dan strategi bisnis yang terencana dengan baik,maka ke depan bakal bisa membawa hasil yang positif bagi Perseroan.
"Kami yakin bahwa harga saham yang tertekan beberapa waktu belakangan ini tidak mencerminkan nilai intrinsik dan potensi pertumbuhan Perseroan di masa depan," ujar Hadi.
Hadi menilai bahwa tekanan jual justru lebih disebabkan oleh faktor eksternal, terutama dari sentimen pasca pemilu di Amerika Serikat (AS), yang menyebabkan dana asing berpindah keluar dari pasar modal Indonesia.
Hingga triwulan III-2024 lalu, kinerja SMIL terbilang solid, dengan perolehan pendapatan mencapai Rp270 miliar, atau naik sebesar 6,3 persen dibanding realisasi pada periode sama tahun sebelumnya.
Dari nilai pendapatan tersebut, SMIL mampu menyisihkan laba bersih sebesar Rp56,6 miliar, atau tumbuh sekitar 5,3 persen, dengan margin laba bersih yang konsisten terjaga di 21 persen.