Mayoritas investor masih berasal dari dalam negeri, yang jika dihitung setahun terakhir mencapai Rp643,9 miliar dana yang ditransaksikan. Sedangkan investor asing secara akumulatif hanya sebesar Rp12 juta dalam setahun terakhir.
Listing perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2000, dari segi valuasi per Juni 2021, DNET memiliki price earnings ratio (PER) positif 82.78x, meskipun price cash flow ratio (PCFR)nya anjlok -508.70x.
Membaca fundamental perusahaan dari laporan keuangan hingga Juni 2021, Indoritel mencatatkan total penjualan mencapai Rp320 miliar, dengan laba bersih mencapai Rp278,4 miliar.
Adapun total aset perseroan mencapai Rp17,29 triliun dengan total liabilitas Rp6,86 trilun dan ekuitas Rp10,16 triliun. Namun cash-flow masih merugi Rp45,31 miliar.
Dari sisi profitabilitas, DNET memiliki net profit margin (NPM) sebesar 86,94 persen, dengan ROE 5,48 persen dan ROA 3,22 persen. Namun, margin Ebitda masih merosot -90,54 persen. Sementara revenue per share (RPS) DNET masih di angka 45, dan book value per share (BVPS) sebesar 716, masih di bawah harga saat ini.