Hendra Soetjipto mengungkapkan, jika digabungkan dengan Unit Binary Salak yang telah beroperasi sejak Februari 2025, total kapasitas terpasang bruto pembangkit panas bumi yang dioperasikan Perseroan mencapai 910,3 MW, meningkat 24,3 MW dibandingkan kuartal III 2024 atau naik 2,7 persen secara tahunan (YoY).
Selain itu, proyek retrofit Wayang Windu berjalan sesuai jadwal dan ditargetkan selesai pada akhir 2025, yang akan menambah kapasitas sebesar 18,4 MW.
Perseroan juga telah memulai pengeboran eksplorasi di prospek Hamiding, yang menandai fase berikutnya dari strategi ekspansi jangka panjang panas bumi.
Ke depan, Barito Renewables akan terus berfokus pada proyek Salak Unit 7 dan Wayang Windu Unit 3 yang ditargetkan beroperasi secara komersial pada akhir 2026, menuju kapasitas terpasang energi terbarukan sebesar 2,3 GW pada 2032.
"Perseroan akan terus fokus mempercepat ekspansi kapasitas dan memperkuat posisi kepemimpinan kami dalam transisi energi terbarukan di Indonesia," tutur dia.