"Tim riset makro kami melihat injeksi likuiditas Bank Indonesia pada pertengahan November 2024 melebihi jumlah penerbitan SBRI. Jika ini terus berlanjut, injeksi modal ini meringankan likuiditas meskipun BI mempertahankan suku bunga," tuturnya.
Secara keseluruhan, BRIDS menilai valuasi pada IHSG sangat menarik meski secara makro masih terdapat tantangan utama. Pada valuasi forward P/E 11,9 kali dengan earning yield 8,4 persen, valuasi indeks saat ini atraktif.
"(IHSG) menawarkan selisih yield hingga 160 basis poin (bps) atas yield obligasi tenor 10 tahun (vs rata-rata tiga tahun 71 bps dan tertinggi sepanjang masa 233 bps)," katanya.
Di Asia, kinerja IHSG juga tak terlalu baik di mana sejak awal tahun (year-to-date) negatif 1,3 persen, hanya lebih baik dari Korea Selatan yang minus 6,5 persen.
Taiwan mencatat kinerja indeks terbaik dengan kenaikan 26,5 persen disusul Hong Kong 15,6 persen dan Singapura 15,5 persen.