Meski pendapatan meningkat, BSDE berhasil menekan beban pokok pendapatan sekitar 2,9 persen menjadi Rp4,98 triliun. Beban pokok terkait tanah dan bangunan menjadi pendorong penurunan beban sementara beban langsung naik 27 persen menjadi Rp999,7 miliar.
Selain itu, BSDE juga mencatat pendapatan lain-lain sebesar Rp128 miliar. Angka ini berbalik dari posisi 2023 yang rugi Rp1,5 triliun. Perbaikan ini terutama berasal dari keuntungan atas akuisisi saham entitas anak yang mencapai Rp1,55 triliun dan berkurangnya beban keuangan sekitar Rp200 miliar.
Dengan begitu, laba inti BSDE naik tajam dari Rp2,26 triliun pada 2023 menjadi Rp4,92 triliun. Setelah dikurangi bagian nonpengendali, laba bersih setelah pajak perseroan mencapai Rp4,36 triliun dengan laba per saham dasar Rp208,43.
Saham BSDE menguat 3,87 persen ke Rp805 merespons laporan keuangan perseroan yang positif. Namun, saham properti milik Sinar Mas itu turun lebih dari 15 persen dalam tiga bulan terakhir.
Kenaikan kinerja dan penurunan harga saham membuat valuasi BSDE semakin atraktif. Dengan kinerja terbaru tersebut, maka Price Earning Ratio (PER) BSDE hanya 3,89 kali dengan Price to Book Value (PBV) 0,41 kali dan EV to EBITDA 3 kali.
(Rahmta Fiansyah)