Pendapatan usaha BSDE masih ditopang oleh penjualan unit (tanah, bangunan dan strata title) dengan porsi 85 persen atau Rp7,47 triliun dari total pendapatan usaha. Segmen ini turun 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,75 triliun.
Kemudian, segmen pendapatan sewa menjadi kontributor terbesar kedua dengan kontribusi 9 persen atau Rp765,86 miliar, tumbuh 7 persen dibandingkan Rp715,02 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, pendapatan dari pengelolaan gedung memberikan kontribusi terbesar ketiga 3 persen atau Rp293,29 miliar, naik 1,54 persen secara tahunan.
Hermawan menjelaskan, melalui upaya efisiensi operasional dan optimalisasi pendapatan investasi dan dividen, BSDE berhasil menekan beban pokok penjualan sebesar 8 persen, sehingga mampu membukukan laba usaha Rp2,13 triliun dan laba bersih Rp1,36 triliun.
"Capaian ini menunjukkan bahwa meskipun BSDE menghadapi tantangan eksternal dan penyesuaian pasar, strategi pengelolaan aset, efisiensi operasional dan diversifikasi pendapatan mampu menghasilkan nilai positif bagi pemegang saham," katanya.
Dari sisi neraca, BSDE menunjukkan posisi keuangan yang semakin solid. Hingga akhir September 2025, jumlah aset perseroan mencapai Rp77,40 triliun, naik 2 persen dibandingkan akhir tahun 2024. Kenaikan ini terutama ditopang oleh pertumbuhan persediaan dan investasi jangka panjang.