IDXChannel - Sebagai bank yang fokus di segmen ultra mikro, secara tidak langsung kinerja BTPN Syariah terdampak pandemi Covid-19. Meski demikian, perseroan tetap optimis dan adaptif dengan berbagai upaya untuk memberi nilai positif terutama untuk mengembangkan bisnis setelah resmi naik jadi bank BUKU III yang memiliki modal inti minimal Rp5-30 triliun.
Sebagai bank yang fokus melayani nasabah prasejahtera produktif langsung ketempat komunitas berada, dukungan bank di masa pandemi ini menjadi sangat penting mengingat mereka paling merasakan dampaknya. Membangun komunikasi yang intensif untuk memahami kebutuhan mereka menjadi aktifitas utama yang cukup menantang.
“Sebagai bank BUKU III, kepercayaan publik kepada BPTN Syariah terus meningkat karena modal bank yang semakin kuat dan bank memiliki kesempatan yang lebih luas untuk terus mengembangkan jaringan serta produk dan layanannya,” kata Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan BTPN Syariah Arief Ismail dalam Public Expose LIVE 2020, beberapa waktu lalu.
Bank pun tetap berkomitmen untuk memberi dampak bagi seluruh pemegang saham dengan menguatkan segala upaya untuk tetap menjadi bank yang sehat dengan rasio-rasio likuiditas yang terjaga.
“Alhamdulillah 7 Juli lalu, Bank mendapatkan surat penegasan dari OJK untuk penetapan sebagai Bank Buku III. Hal ini merupakan pencapaian bagi Bank secara keseluruhan, mengingat ini adalah buah dari perjalanan selama 6 tahun menjadi Bank Umum Syariah. Sebagai Bank Buku III, tentunya kepercayaan publik kepada BTPN Syariah terus meningkat, karena modal Bank yang semakinkuat dan Bank memiliki kesempatan yang lebih luas untuk terus mengembangkan jaringan serta produk dan layanannya,” imbuh Arief.
Sebagai informasi, Perseroan telah mempublikasikan hasil kinerja sampai dengan semester satu tahun 2020 pada akhir Juli lalu. Perseroan juga mencatat telah mengumpulkan Dana Pihak Ketiga sebesar Rp 9,46 triliun, menyalurkan pembiayaan sebesar Rp8,74 triliun, dengan menjaga Rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) sebesar 1,8%.
Sedangkan Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) masih kuat di posisi 42,3%. Rasio intermediasi (Financing to Deposit Ratio/FDR) mencapai 92%, Likuiditas Jangka Pendek dan Panjang (NSFR and LCR) di angka 190% dan 244%. Total aset tumbuh 10% menjadi Rp15,27 triliun, dan mencatatkan Laba bersih setelah pajak (NPAT) mencapai Rp 407 miliar.
Sebagai Bank yang juga menghimpun dana, saat ini, terdapat sekitar 20.000 nasabah sejahtera yang menyimpan dana di BTPN Syariah dan dilayani oleh personal banker profesional, dimana, hampir 100% dana yang ditempatkan disalurkan kepada keluarga prasejahtera produktif yang mencapai 3,75 juta nasabah aktif (total penerima pembiayaan sejak 2010 telah mencapai lebih dari 5 juta dengan akumulasi pencairan mencapai sebesar Rp 40,2 triliun). (*)
Advertisement
BTPN Syariah Jadi Bank BUKU III, Fokus di Segmen Ultra Mikro
BTPN Syariah resmi naik jadi bank BUKU III yang memiliki modal inti minimal Rp5-30 triliun.

BTPN Syariah Jadi Bank BUKU III, Fokus di Segmen Ultra Mikro. (Foto: Ist)
Follow Saluran Whatsapp IDX Channel untuk Update Berita Ekonomi
Follow
Tim Editor
Advertisement
Advertisement