sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bursa Asia Beragam, Investor Pantau Data AS dan Perundingan Dagang

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
05/06/2025 09:52 WIB
Bursa saham Asia cenderung bergerak variatif pada Kamis (5/6/2025) pagi, seiring investor memantau perundingan dagang Amerika Serikat (AS).
Bursa Asia Beragam, Investor Pantau Data AS dan Perundingan Dagang. (Foto: Reuters)
Bursa Asia Beragam, Investor Pantau Data AS dan Perundingan Dagang. (Foto: Reuters)

IDXChannel – Bursa saham Asia cenderung bergerak variatif pada Kamis (5/6/2025) pagi, seiring investor memantau perundingan dagang Amerika Serikat (AS) dan menantikan laporan ketenagakerjaan penting pada Jumat.

Menurut data pasar, pukul 09.44 WIB, Indeks Nikkei 225 turun 0,37 persen, sementara Indeks Topix yang lebih luas merosot 0,73 persen, menghapus keuntungan dari hari sebelumnya setelah bursa saham AS kesulitan meraih momentum semalam.

Penurunan ini terjadi menyusul performa lesu di pasar AS, di mana data ketenagakerjaan yang lemah memicu kekhawatiran tentang dampak ketidakpastian kebijakan perdagangan terhadap perekonomian.

Laporan ADP menunjukkan, dikutip dari Trading Economics, perekrutan sektor swasta AS melambat ke level terendah dalam lebih dari dua tahun.

Di dalam Negeri Sakura, data menunjukkan bahwa upah riil mengalami penurunan untuk bulan keempat berturut-turut pada April, karena inflasi yang terus-menerus melebihi pertumbuhan upah nominal—menambah kekhawatiran terhadap daya beli konsumen.

Shanghai Composite juga tergerus 0,05 persen, sedangkan CSI 300 China berkurang 0,08 persen.

Berbeda, Hang Seng Hong Kong naik 0,84 persen, KOSPI Korea Selatan tumbuh 1,78 persen, dan STI Singapura terkerek 0,03 persen.

Wall Street Beragam
Indeks saham utama AS alias Wall Street ditutup beragam pada Rabu, ketika investor menilai laporan The Fed yang menunjukkan kontraksi ekonomi.

Nasdaq Composite naik 0,3 persen ke 19.460,5, sementara S&P 500 hampir tidak berubah di 5.970,8. Dow Jones Industrial Average turun 0,2 persen ke 42.427,7. Sektor layanan komunikasi memimpin kenaikan, sementara sektor energi mengalami penurunan paling tajam.

Melansir dari MT Newswires, Federal Reserve (The Fed) menyatakan dalam Beige Book terbarunya bahwa aktivitas ekonomi AS sedikit menurun sejak akhir April karena tarif yang lebih tinggi meningkatkan tekanan pada harga.

“Semua distrik melaporkan tingkat ketidakpastian ekonomi dan kebijakan yang tinggi, yang membuat pelaku usaha dan rumah tangga menjadi ragu dan berhati-hati,” demikian isi Beige Book.

Gubernur The Fed Lisa Cook mengatakan pada Selasa bahwa kenaikan harga akibat tarif dapat menghambat kemajuan dalam mengendalikan inflasi yang masih “sedikit” di atas target 2 persen bank sentral.

Setelah sepakat bulan lalu untuk menangguhkan sebagian besar tarif pada impor satu sama lain, AS dan China baru-baru ini saling menuduh melanggar kesepakatan perdagangan awal mereka. Presiden Donald Trump mengatakan pada Rabu bahwa mitranya dari China, Xi Jinping, “sangat sulit untuk diajak membuat kesepakatan.” Media melaporkan awal pekan ini bahwa Trump dan Xi kemungkinan berbicara langsung dalam waktu dekat tentang tarif.

Pada April, Trump mengumumkan penangguhan tarif selama 90 hari untuk negara-negara yang tidak membalas kebijakan tarif balasan AS.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS melemah, dengan tingkat 10 tahun turun 11,4 basis poin ke 4,36 persen, dan tingkat 2 tahun turun 8,8 basis poin ke 3,88 persen.

Laporan ADP menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja sektor swasta pada bulan lalu merupakan yang paling lambat sejak Maret 2023. Angka ini jauh di bawah ekspektasi pasar.

“Setelah awal tahun yang kuat, perekrutan mulai kehilangan momentum,” kata Kepala Ekonom ADP Nela Richardson. “Namun, pertumbuhan upah pada Mei relatif stabil dan tetap tinggi untuk pekerja yang bertahan maupun yang pindah pekerjaan,” imbuhnya.

Menanggapi laporan ADP, Trump mengatakan bahwa Ketua The Fed Jerome Powell harus segera menurunkan suku bunga. Sejak menjabat, Presiden AS ini berulang kali mendesak The Fed untuk memangkas suku bunga.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS diperkirakan melaporkan pada Jumat bahwa ekonomi AS menambah 130.000 pekerjaan nonpertanian pada bulan lalu, yang menandai penurunan dari kenaikan 177.000 pekerjaan pada April, menurut jajak pendapat Bloomberg.

Dua survei tentang sektor jasa AS menunjukkan hasil yang beragam. Data dari Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas turun ke wilayah kontraksi pada Mei, sementara data S&P Global menunjukkan laju pertumbuhan yang lebih cepat. (Aldo Fernando)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement